STRATIFIKASI SOSIAL 
Stratifikasi  sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum”  (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Pitrim A. Sorokin,mendefinisikan  stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam  kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
Pengelompokan  secara vertikal Berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki,  sesuatu yang dihargai.Distribusi hak dan wewenang Kriteria ekonomi,  pendidikan, kekuasaan, kehormatanPerwujudannya  adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang  tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan disebut strata sosial
SEBAB-SEBAB TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Setiap  masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian,  kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan  sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu  yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam  masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang  terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau  lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau  bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan  lapisan yang rendah.
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai  pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada  sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena  penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula  ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu,  dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang  dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan  dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.
PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:
a.  Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu  sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat  keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan  sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan  wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti :  pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan  bersenjata.
KRITERIA DASAR PENENTU STRATIFIKASI SOSIAL
Kriteria  atau ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota  masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut :
a. Kekayaan
Kekayaan  atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta  benda berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang  yang miskin.
b. Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan  atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan  dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang  yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.
c. Keturunan
Ukuran  keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang  dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau  kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar :
- Andi di masyarakat Bugis,
- Raden di masyarakat Jawa,
- Tengku di masyarakat Aceh, dsb.
d. Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan
Seseorang  yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan atau yang  memiliki keahlian/profesional dipandang berkedudukan lebih tinggi, jika  dibandingkan orang berpendidikan rendah. Status seseorang juga  ditentukan dalam penguasaan pengetahuan lain, misalnya pengetahuan  agama, ketrampilan khusus, kesaktian, dsb.
SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL
Menurut  Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedak  menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial  terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi  ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit  mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat  terbatas pada mobilitas horisontal saja.
Contoh:
- Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
- Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
- Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi  ini bersifatdinamis karenamobilitasnya sangatbesar. Setiap anggota  strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun  horisontal.
Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi  sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan  terbuka. Misalnya,seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan  terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia  memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan  aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a.  Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan  penghasilan,tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada  jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan  (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut  prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yangmenerima anugerah  penghargaan/ gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Kriteria sistem  pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan  kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah\ laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.